Rock Climbing atau panjat tebing adalah kegiatan yang menyenangkan dan
menantang bagi penyukanya. Walaupun kadar bahaya dari pemanjatan adalah
besar, tetapi dengan peralatan yang lengkap dan tersedia, niscaya segala
halangan itu bisa kita minimalisir dengan baik.
Tentu banyak gaya dan variasi dalam panjat tebing, yang pada dasarnya di mulai dari pendakian gunung, dan disana mendaki tebing alam. Dan itulah hingga panjat tebing ada karena para pendaki gunung tertantang dengan tebing di gunung. Jadi panjat tebing atau rock climbing adalah memanjat pada tebing batu yang curam.
Amerika Serikat adalah pemimpin dalam olah raga panjat tebing sepanjang tahun 60 dan 70, dengan jumlah yang didedikasikan pemanjat bekerja untuk meningkatkan teknik pendakian. Panjat tebing telah dinyatakan sebagai olahraga baru. Dibandingkan panjat tebing tradisional, olahraga ini sekarang membuat penggunaan yang paling maju peralatan panjat tebing.
Dengan meningkatnya minat terhadap olahraga, para pemanjat memilih untuk melakukan rute yang sulit dan pergerakan yang sulit. Pada 1980 - an, adalah kecenderungan untuk melakukan pemanjatan yang cepat namun sulit untuk di panjat. Pengembangan pendakian sebagai olahraga menghasilkan penemuan baru keselamatan gear untuk memastikan keselamatan dari para pemanjat.
Dengan berlakunya indoor dinding, panjat tebing teknik kini dapat dilakukan tanpa venturing ke luar daerah tertentu. Sejarah memberitahu kita bahwa pada awalnya panjat tebing adalah olah raga yang berasal dari sebuah gunung. Banyak perkembangan yang terjadi selama bertahun - tahun sampai menjadi olahraga sendiri, dan terus mendapatkan popularitas sampai sekarang ini.
Perkembangan Rock Climbing di Indonesia
Panjat tebing masuk ke Indonesia seiring dengan berkembangnya teknik mendaki. Harry Suliztiarto, pemuda asal Surabaya yang menjadi mahasiswa Seni Rupa ITB, mulai memperkenalkan panjat tebing pada tahun 1976. Saat itu dia mencoba menaklukkan tebing - tebing alam di gunung kapur Citatah.
Dia terdorong dan punya impian mencoba memanjat tebing saat membaca buku From Hill Walking to Alpine Climbing karya Allan Blackshaw. Peristiwa ini kemudian menjadi tonggak sejarah berdirinya organisasi kegiatan alam bebas yang mengkhususkan pada kegiatan memanjat, dengan nama Skygers Amateur Rock Climbing Group.
Pada tahun 1980 kegiatan panjat tebing mulai memasuki babak baru, di mana kegiatan ini bukan lagi bersifat petualangan tetapi telah menjadi olahraga prestasi. Perkembangan ini dimulai ketika diadakannya lomba panjat tebing alam di tebing pantai Jimbaran Bali pada tahun 1987. Nah, di tahun 1988 mulai diperkenalkan dinding panjat tebing buatan ( wall climbing ) oleh empat pemanjat dari Perancis yang datang ke Indonesia.
Sekaligus, Harry Suliztiarto membentuk wadah sebagai tempat menyalurkan aspirasi dan hobi, untuk memanajemen kegiatan panjat tebing agar berjalan dengan baik dengan nama, Federasi Panjat Tebing Indonesia ( FPTI ). Pada tahun 1990, untuk pertama kalinya diadakan lomba panjat dinding buatan dengan tinggi papan lima belas meter.
SUMBER : http://www.belantaraindonesia.org/2010/09/rock-climbing.html
0 comments:
Post a Comment