Tuesday, May 15, 2012

KETIKA ALAM BERSAKSI AKAN JATUHNYA SUKHOI

Jatuhnya pesawat Shukoi Superjet 100 disaksikan alam di Taman Nasional Gunung Halimun Salak yang rimbun dan gelap. Tempat yang dimana adalah menjadi salah satu favorit para penggiat alam bebas, pendakian gunung. Sepantasnya kita panjatkan doa pada Tuhan Sang Pemilik Alam atas musibah ini.



www.belantaraindonesia.org

Pada Rabu 9 Mei 2012, sebuah pesawat buatan Rusia, Sukhoi Superjet 100 jatuh di sekitar Taman Nasional Gunung Halimun Salak, tepatnya di Gunung Salak. Pesawat ini hilang kontak setelah terbang di ketinggian 6.000 kaki. Benar saja, pada Kamis 10 Mei 2012 pagi, pesawat ini ditemukan jatuh di puncak Gunung Salak.

Gelap dan rimbunnya pepohonan menjadi salah satu hambatan dalam pencarian pesawat. Terlepas dari itu semua, Taman Nasional Gunung Halimun Salak adalah salah satu tempat favorit dan menantang bagi para traveler pecinta alam, terutama pecinta hiking.

Taman Nasional Gunung Halimun Salak ( TNGHS ) mungkin tidak begitu akrab di telinga Anda, tapi tidak dengan para pecinta olahraga gunung. Taman nasional ini sudah cukup terkenal di kalangan maniak olahraga naik gunung atau hiking.

TNGHS bisa dinikmati dari Kabupaten Bogor via Gunung Salak Endah dan Kabupaten Sukabumi. Jika tertarik lewat Sukabumi, Anda bisa berangkat dari arah Bogor menuju Sukabumi - Parungkuda - Kabandungan. Lama waktu tempuhnya kurang lebih 1,5 jam.

Kawasannya yang dipenuhi rerimbunan pohon dan kaya dengan keanekaragaman hewan, menjadikan TNGHS favorit para pecinta alam dan juga peneliti. Jurang terjal di kanan kiri trek dan jalurnya yang licin, menjadi tantangan tersendiri bagi para pendaki gunung.

www.belantaraindonesia.org

TNGHS resmi didirikan pada tahun 1992 dan merupakan hutan dataran rendah terbesar di Jawa, seperti yang ditulis situs resmi pariwisata Indonesia. Kebanyakan pengunjung TNGHS adalah para penikmat suguhan alam.

Di sini, Anda bisa menemukan 23 spesies mamalia dan 200 spesies burung. Dua di antaranya endemik dan terancam punah, yaitu siamang dan lutung beruban. Tidak hanya hewan, TNGHS juga menjadi habitat lebih dari 500 spesies tumbuhan. Wow!

Jika ingin merasakan liburan berbeda, tidak ada salahnya memilih TNGHS. Taman nasional ini juga bisa menjadi lokasi wisata yang asyik. Wisatawan bisa jalan sambil menikmati rimbunnya pepohonan dari kanopi trail. Berjalan di atas jembatan kanopi, serasa melangkah di atas pepohonan. Tapi ingat, pelan - pelanlah ketika melangkah di atas jembatan kayu ini untuk menghindari hal yang tidak diinginkan.

TNGHS juga memiliki banyak curug yang mengalirkan air segar pegunungan, seperti Curug Cimantaja, Curug Piit, dan Curug Citangkolo. Duduklah di tepian sungai, dan nikmati segarnya udara gunung sambil ditemani sesekali kicauan burung. Nikmat!

Burung Elang Jawa yang identik dengan burung Garuda bisa Anda lihat terbang dengan gagahnya di langit. Dari perkebunan teh, wisatawan bisa melihat sesekali kepakan sayapnya, yang menambah kegagahan sang burung.

Objek wisata yang paling ramai dikunjungi wisatawan adalah Sungai Citarik. Biasanya, turis yang datang menghabiskan waktu dengan berarung jeram. Arus Sungai Citarik memang terkenal deras, inilah yang mengundang pelancong datang, dan menguji adrenalin lewat derasnya arus sungai

SUMBER : http://www.belantaraindonesia.org/2012/05/alam-bersaksi-jatuhnya-sukhoi.html

0 comments:

Post a Comment